Sabah Trip : Kota Kinabalu

DSC05631

Ketika saya bilang kepada salah seorang teman kalau saya akan berangkat ke Kota Kinabalu (KK), dia spontan bertanya : “Why KK?” seolah-olah KK bukanlah tempat yang lazim dikunjungi oleh para turis untuk berwisata. Saya sendiri sebetulnya belum tahu apa yang menarik di sana. Dan karena Google menampilkan gunung Kinabalu sebagai hampir 80% hasil pencarian, maka saya jawab sekenanya; “Mau naik gunung Kinabalu..kalau kuat”. Dibandingkan Kuala Lumpur (KL), KK sepertinya memang kurang populer untuk dijadikan tujuan wisata kebanyakan orang Indonesia. 😀

Ada dua pilihan penerbangan untuk bisa sampai ke KK. Yang pertama, transit dulu ke KL, baru lanjut ke KK. Yang ke dua, langsung ke KK dari Denpasar. Kami memilih rute yang ke dua, direct flight dari Denpasar ke Kota Kinabalu.

By The way, ini adalah perjalanan perdana saya ke luar Indonesia. Sudah punya paspor dari tahun 2013 tapi mau pergi sendiri belum berani 😀 , nah, ketika ada kesempatan pergi ke luar negeri bareng-bareng, langsung aja saya manfaatkan!  akhirnya paspor saya resmi ada stempelnya sekarang hahaha 😀

Kota Kinabalu

Sebagian Kota Kinabalu mengingatkan saya sama Labuan Bajo; kota pelabuhan kecil dengan pemandangan khas kapal-kapal di dermaga berikut kesibukan-kesibukan yang menyertainya, plus restoran dan warung warung makan di sepanjang jalannya.

Lalu lintas di ibukota Sabah ini sangat rapi dengan hanya terlihat 1-2 motor saja di sepanjang jalan. Mobil-mobil dan angkutan umum tampak tertib melaju tanpa banyak salip-menyalip karena semua berjalan sesuai jalur masing-masing.  Yang merasa pelan ya tahu diri ambil jalur lambat, yang mau ngebut ya langsung memposisikan di jalurnya sendiri. Lalu lintas di Kota Kinabalu menganut sistem “kanan jalan duluan” di mana setiap ada mobil atau bus yang melintas dari arah kanan kita, maka dialah yang didahulukan. Tanpa dikomando, semua mobil dari sisi kiri otomatis berhenti dan menunggu. Itulah kenapa terdapat banyak persimpangan jalan di KK. Nggak banyak traffic light tapi tetap rapi. Ah seandainya di Indonesia juga begitu.. 😀

IMG_20160423_055534_HDR

Hal ke dua yang menjadi perhatian saya di Kota Kinabalu adalah banyaknya Condominium-condominium. Bangunan-bangunan tinggi menjulang yang dihiasi dengan jendela-jendela, balkon dan jemuran menjadi pemandangan umum di setiap sudut kota. Tampaknya tinggal dan menginap di condominium memang menjadi pilihan utama bagi para penduduk, pendatang, sekaligus turis dan backpacker. Contohnya kami berempat yang menginap di salah satu kondominium yang bernama Marina Court Resort Condominium dengan membayar 252 MYR untuk satu malam. Jika dikalikan rate waktu itu, jatuhnya sekitar 900ribu untuk satu malam, 4 orang, dengan fasilitas kumplit dan wifi kenceng. Kami hanya butuh cari makanan saja di luar.

DSC05584

DSC05228

DSC05230

DSC05232

DSC05225

DSC05227

DSC05234

Hal ke tiga yang mencolok adalah mobil-mobil tipe double cabin yang mendominasi jalanan di KK. Nggak seperti kebanyakan orang Indonesia yang memilih tipe mobil tertentu berdasarkan keinginan dan gengsi, mobil double cabin di KK banyak dipilih karena memang sebagian KK memiliki kontur tanah yang cenderung berbukit, terutama jika berkendara menuju area pegunungan (Gunung Kinabalu). Di sepanjang jalan akan terlihat perkebunan-perkebunan sawit , serta jalan-jalan panjang khas pegunungan yang naik turun dan berkelok.

DSC05485

Bagaimana dengan makanan? Sayangnya kami tidak menemukan makanan khas yang benar-benar enak di KK. Sempat browsing dan menemukan info kalau makanan yang enak di KK adalah seafood, tapi ketika kami bertanya kepada orang-orang, hampir semuanya berkomentar sama : mahal. Jadilah kami hanya makan makanan  seadanya yang kami temukan. Seringnya sih kami memesan nasi campur (nasi rames) dan nasi goreng karena hanya itu yang paling meyakinkan 😀 .

Satu yang unik, ketika kami memesan menu nasi, pasti disajikan bersama satu mangkuk kecil berisi kuah bening yang mirip kuah sop. Entah itu nasi putih biasa atau nasi goreng, pasti ada kuahnya. Mungkin karena tipikal nasi di KK cenderung keras dan kering, jadi selalu disajikan bersama kuah. Mungkin lho ya 😀

Tempat wisata yang saya kunjungi di KK? Ada Sepilok, Kundasang dan Old Town di hari ke dua sampai hari terakhir. Tapi biar seru, nanti saya ceritakan di tulisan selanjutnya saja yaaa…  😀

IMG_20160419_133024

6 comments

    1. Halo! kalo ke tempat-tempat wisata lebih mudah dijangkau pake kendaraan kak, karna KK itu semacam kota transit saja, tapi kalau cuma keliling-keling kota nya bisa jalan kaki kok, city view nya cukup oke 😀

Leave a reply to mbandah Cancel reply